Postingan

Kopi

Secangkir kopi yang baru saja keluar dari sudut rumah paling belakang, kamu membawanya. Penuh hati-hati, namun begitu yakin melangkah menujuku. Aku sengaja membiarkan kopi itu mendingin agar aku bisa cepat menyelesaikan kita. "Diminum dulu". "Aku ingin kita menyudahi nya". Hening terjadi begitu lama, kira nya 15 detik berlalu dan kamu membuka suara kembali. "Baiklah, namun minumlah dahulu kopi nya". "Kamu tidak bertanya mengapa aku mengambil keputusan ini?". Aku ingin sekali kamu marah besar namun yang terjadi kamu hanya diam. "Aku tidak akan menanyakan alasannya dan kalaupun aku memohon untuk tidak bersama lagi itu akan sulit, lagi pula dari satu bulan lalu, kamu sudah tidak bersamaku" jawabmu. Kulihat kopi itu makin mendingin, biar saja, aku memang tidak berniat untuk meminumnya. Pikiranku kalut dan meledak ledak, aku hanya ingin dia meluapkan amarahnya. "Kamu makan malam denganku, namun seperti tidak bersamaku. Kamu membiarkan j...

Perihal Mencoba dan Percobaan

Gambar
Banyak percobaan yang sering kali gagal. Mencoba untuk menolakan ajakan nongkrong jika sedang sibuk. Menocoba untuk ikhlas memberikan cokelat favorit kepada anak kecil. Mencoba untuk tidak terlalu banyak berbicara ketika membicarakan hal-hal bahagia. Mencoba untuk bangun pagi. Mencoba untuk membunuh waktu yang berjalan begitu cepat. Mencoba untuk tidak mengoceh jika jalanan sedang macet total. Banyak sekali percobaan yang telah ku lakukan. Aku sangat menikmati waktu-waktu mencoba. Aku merasa bahwa mencoba merupakan hal besar yang bisa kita dapatkan secara cuma-cuma. Namun, kamu begitu takut akan mencoba dan melibatkan percobaan dalam hidupmu. Sering kali, kamu bersusah payah untuk menghindari percobaan. Pekan lalu, kamu berkata bahwa kamu tidak ingin menangkap mimpi lagi. "Aku sudah lelah", katamu. "Jika menangkap menjadi hal yang melelahkan, cobalah berjalan beriringan saja", ucapku. Kamu dengan watak keras kepalamu menentangnya. Dua hari yang lalu, aku mencoba unt...

Kamu dan Setumpuk Cahaya

Kamu dan setumpuk cahaya di balik ruang kecil selalu mengingatkanku pada pesan Ibu. Kamu berkata bahwa dunia ini tidak pantas untukku yang selalu berkutat pada pasal-pasal haq. Kamu berkata bahwa orang yang berkaki pendek namun memiliki banyak tangan bisa saja meruntuhkan akal budi. Kamu merakit kalimat-kalimatmu dengan pena terbakar oleh setumpuk cahayamu. Kamu menjaga setumpuk cahayamu dengan hati-hati. Kamu takut jika setumpuk cahayamu diambil oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang akan menggunakannya untuk menerangi hal-hal buruk atau bahkan hal busuk. "Aku susah payah untuk menjaganya (setumpuk cahaya)", ujarmu. Biasanya jika sudah seperti itu, kamu dengan cepat menghabiskan secangkir teh di genggamanmu dengan harapan bisa menjaga setumpuk cahaya itu kembali. Suatu pagi, aku tiba di bilik kecilmu, dimana biasanya kamu menjaga setumpuk cahayamu. Kamu mondar-mandir dengan nafas yang gusar. "Ada apa?" tanyaku. "Setumpuk cahayaku dimana?". Kamu mul...

Penjaga Lautan Buku

Gambar
Menjadi penjaga toko buku merupakan mimpiku ketika aku masih kecil. Aku jatuh cinta dengan buku semenjak Bapak mengenalkannya padaku melalui toko buku juga. Mungkin ketika itu jika Bapak mengenalkanku pada hal lain, Aku juga akan jatuh cinta pada hal itu. Kita tidak akan pernah tahu, hati kita akan jatuh kepada siapa dan kepada apa. Hatiku selalu penuh dan menjadi orang yang paling bahagia ketika melangkahkan kaki menuju toko buku. Aku selalu kagum dengan pekerjaan penjaga toko buku yang setiap hari mencium aroma-aroma kertas, menantikan buku-buku kaluaran terbaru, membungkusnya dengan rapi jika pembeli minta untuk diberi sampul transparan atau untuk pemberian hadiah. Aku selalu suka melihatnya. Hal yang paling aku suka ketika aku bertanya kepada penjaga toko buku, ia mengerti dengan pasti letak bukunya dimana. Entahlah, seolah-olah dia merupakan penguasa di tengah lautan buku-buku itu. Aku juga jatuh cinta untuk kedua kalinya ketika berkunjung ke toko buku dekat rumahku yang kini suda...

15:14

Kamu: Aku lebih senang jika kita menciptakan lagu yang hanya kita berdua tau daripada mengerjakan pekerjaan-pekerjaan sulit Aku: Aku rasa tidak ada pekerjaan sulit selagi kita mau berusaha Kamu: Ada kok Aku: Apa coba? Kamu: Ya... contohnya memberi nama hubungan ini

05:21

 Aku : Kenapa harus di pantai? Kamu : Biar ada suara debur ombak, biar kamu ga merasa cuma hatimu yang berdebar debar Aku : Emang hatimu juga ga berdebar debar? Kamu : Tentu saja iya

17:05

Aku : Pak, kenapa ya ada orang yang masih aja berbuat jahat terus ngomong jahat ke kita padahal kita selalu baik ke dia? Bapak : Ya ada saja Aku : Ah, bapak ga menjawab pertanyaanku Bapak : Hahaha, ya biarkan saja kan sudah beres tidak usah ditanggapi Aku : Tapi kan ga adil pak! Aku bahkan ga pernah jahat ke dia, tapi kenapa dia jahat ke aku? Bapak : Ndul, semakin kamu dewasa nanti akan ada banyak orang yang tidak terduga akan jahat sama kita. Entah itu teman kita sendiri, pasangan kita sendiri, atasan kita nantinya, atau teman kerja kita nantinya. Hal-hal seperti itu sangat mungkin terjadi. Tapi apa kita harus berbuat begitu juga? Aku : Ya harus! Ngapain kita berbuat baik ke orang yang jahat?! Bapak : Sebagai contoh seperti ini, bapak pernah sholat di masjid. Setelah selesai sholat, sandal bapak tidak ada. Bapak tunggu sampai semua orang keluar dari masjid. Hanya tersisa dua orang dan bapak lihat hanya tersisa 3 pasang sandal yang entah itu milik siapa dan tidak ada sandal bapak disit...