Penjaga Lautan Buku
Menjadi penjaga toko buku merupakan mimpiku ketika aku masih kecil. Aku jatuh cinta dengan buku semenjak Bapak mengenalkannya padaku melalui toko buku juga. Mungkin ketika itu jika Bapak mengenalkanku pada hal lain, Aku juga akan jatuh cinta pada hal itu. Kita tidak akan pernah tahu, hati kita akan jatuh kepada siapa dan kepada apa. Hatiku selalu penuh dan menjadi orang yang paling bahagia ketika melangkahkan kaki menuju toko buku. Aku selalu kagum dengan pekerjaan penjaga toko buku yang setiap hari mencium aroma-aroma kertas, menantikan buku-buku kaluaran terbaru, membungkusnya dengan rapi jika pembeli minta untuk diberi sampul transparan atau untuk pemberian hadiah. Aku selalu suka melihatnya. Hal yang paling aku suka ketika aku bertanya kepada penjaga toko buku, ia mengerti dengan pasti letak bukunya dimana. Entahlah, seolah-olah dia merupakan penguasa di tengah lautan buku-buku itu.
Aku juga jatuh cinta untuk kedua kalinya ketika berkunjung ke toko buku dekat rumahku yang kini sudah tidak ada. Aku menemui penjaga toko buku yang sedang membaca komik dengan beberapa komik di sampingnya keluaran terbaru yang belum ia susun. Aku menatapnya, aku ingin menanyai bagaimana cara menjadi penjaga toko buku namun alih-alih ia tersenyum padaku dan bertanya "kamu mau cari buku apa?". Aku kebingungan dan kepergok telah menatapnya dalam-dalam. "Buku KKPK", jawabku singkat. Ia menunjukkan jalan menuju rak-rak novel KKPK yang tak jauh dari rak komik. Ia membuatku kagum kesekian kalinya, ia merekomendasikan novel KKPK yang ceritanya bagus. "Ini ceritanya bagus kalau mau baca". Aku benar-benar ingin bertanya bagaimana cara mewujudkan mimpiku menjadi penjaga toko buku saat itu juga. Namun sisi diriku yang lain juga tidak bisa berkata seperti itu. Aku mengambil novel yang ia rekomendasikan dan berlari sambil mendekap erat novel itu. Aku membacanya di sisi jembatan kecil dengan air mengalir tepatnya di bagian belakang toko buku tersebut. Saat itu, hatiku penuh karena cerita dalam novel tersebut benar-benar bagus. Aku berjalan menuju bilik rak buku sastra, dimana Bapak biasanya berada disana. Aku tersenyum penuh. "Pak, aku ingin beli ini". Bapak mengiyakan dan aku melanjutkan berkeliling dengan perasaan yang tak bisa ku definisikan. Keinginanku menjadi penjaga toko buku semakin besar.
Sebenarnya banyak hal yang telah membuatku jatuh cinta dengan toko buku. Aku menyukai bagaimana buku-buku tersebut disusun dengan rapi sesusai dengan kategorinya. Aku sangat menyukai aroma-aroma buku!. Aku suka melihat rak-rak buku yang mencapai atap. Aku suka mendengarkan musik yang sedang diputar saat itu. Bahkan aku ingin sekali memutar playlist yang menjadi teman membacaku saat itu juga!. Namun, aku bukan penjaga toko buku jadi aku tidak bisa melakukannya. Aku juga terkadang sebal jika ketika lagu diputar ada iklan dari digital platform, ingin sekali rasanya menyodorkan akun kepunyaanku. Orang-orang hanya ingin menikmati lagunya tanpa jeda iklan. Berkunjung ke toko buku juga bisa bertemu penjaga toko buku yang ramah. Sebenarnya hal itu juga bisa kita temui ketika berkunjung ke perpustakaan, namun selama ini ketika aku berkunjung ke perpustakaan, penjaga perpustakaan sangat jutek ketika aku bertanya. Berkunjung ke perpustakaan juga menjadi salah satu pengalaman traumatis yang ada di hidupku. Mulai dari SMP hingga Kuliah. Aku belum pernah menemukan penjaga perpustakaan yang ramah, tapi jika kalian pernah menemukannya, kalian beruntung!. Pengalaman terburuk, ketika aku berkunjung ke perpustakaan, aku menanyakan posisi buku yang sedang kucari, namun penjaga perpustakaan mengatakan akulah yang harus mencarinya sendiri. Aku kesal. Ketika Aku berkunjung ke perpustakaan yang sudah direnovasi di sekolahku, aku senang dan mencoba untuk tidak ambil pusing dengan kejadian sebelumnya. Aku berada di perpustakaan tersebut kurang lebih selama setengah hari karena jam kosong seharian. Aku sedang dihujani oleh perasaan ingin buang air kecil, dan ku lihat di dalam perpustakaan ada kamar mandi. Aku benar-benar beruntung karena toilet perpustakaan menyelamatkanku saat itu. Ketika aku sudah menyelesaikan urusanku, penjaga perpustakaan memarahiku karena aku menggunakan toilet tersebut padahal hanya ada tulisan toilet cewek dan toilet cowok. Aku disuruh menyikat seluruh permukaan lantai yang mana itu tidak kotor sama sekali. Aku kesal karena tidak bisa menyelesaikan bacaanku hari itu. Aku juga berkunjung ke perpustakaan untuk yang terakhir kalinya, dengan harapan bisa mengerjakan tugas-tugasku di sana namun penjaga perpustakaan tidak memperbolehkanku untuk membawa laptop dan lain-lain, selain membawa satu kertas dan bolpoin. Aku sudah kapok berkunjung ke perpustakaan!.
Pekan lalu, Bapak mengajakku berkunjung ke perpustakaan kecil di daerah sepertiga perumahan dekat dengan rumah kami. Hal menakjubkan yang ku suka yaitu penjaga perpustakaannya ramah! Sungguh berbeda dengan penjaga perpustakaan pada umumnya!. Aku benar-benar jatuh cinta ketika melangkahkan kakiku memasuki perpustakaan kecil itu. Ketika masuk, kami disuguhkan rak-rak buku yang menjulang hingga mencapai atap. Kesekian kalinya dadaku merasa penuh oleh buku-buku. Sebegitu jatuh cintanya aku pada buku. Ruangan buku-buku hanya tersedia di satu ruang dan ruang lainnya digunakan untuk bekerja, membaca buku, dan ruang diskusi. Sore itu suasananya begitu hangat. Aku menyukai bagaimana pemiliknya menata tata letak ruangnya. Sederhana dan apa adanya. Model meja dan kursi mengingatkanku pada suasana rumah jaman dulu dan pembatas jendela mengingatkanku pada rumah Mbah yang ada di Klaten. Aku berulang kali menilik dalam-dalam dan menghirup suasana saat disana. Aku dan Bapak memilih satu buku dan kami membacanya bersama-sama, kurang lebih satu jam kami menghabiskan waktu di perpustakaan kecil itu. Kali ini aku berpikir kembali mengenai mimpiku yang menjadi penjaga toko buku, aku sangat ingin!. Namun sekarang aku ingin memiliki perpustakaan yang bisa semua orang datang menikmati koleksi buku yang ku punya. Aku ingin sekali merekomendasikan satu bacaan favoritku jika salah satu pengunjung perpustakaanku bertanya padaku. Aku ingin sekali memutar lagu instrumental cello, atau lagu-lagu keroncong di perpustakaan milikku nantinya. Aku ingin menata buku-buku hasil sumbangan maupun yang barusan ku beli. Aku ingin sekali mencatat siapa saja yang meminjam buku pada hari itu dan keesokannya aku meletakkan kembali ke tempat semula.
Beberapa kali aku merekam ruang demi ruang perpustakaan itu menggunakan indera penglihatanku, supaya aku bisa merasakan hangatnya kembali ketika aku di Jogja, supaya aku bisa menceritakannya ke teman-temanku. Sore yang syahdu dengan secangkir kopi dan segelas es cokelat, kami membaca buku. Perasaaan yang membuatku berteriak, "inilah hal yang paling romantis sedunia". Aku selalu merasa dicintai setiap orang membawaku ke tempat-tempat ajaib. Bapak selalu mengantarkanku ke tempat-tempat itu dan aku yang memutuskan untuk jatuh cinta dengan hal tersebut. Semoga suatu saat nanti aku bisa menjadi penjaga ruang untuk lautan bukuku kelak.
Komentar