Perihal Mencoba dan Percobaan
Banyak percobaan yang sering kali gagal. Mencoba untuk menolakan ajakan nongkrong jika sedang sibuk. Menocoba untuk ikhlas memberikan cokelat favorit kepada anak kecil. Mencoba untuk tidak terlalu banyak berbicara ketika membicarakan hal-hal bahagia. Mencoba untuk bangun pagi. Mencoba untuk membunuh waktu yang berjalan begitu cepat. Mencoba untuk tidak mengoceh jika jalanan sedang macet total. Banyak sekali percobaan yang telah ku lakukan. Aku sangat menikmati waktu-waktu mencoba. Aku merasa bahwa mencoba merupakan hal besar yang bisa kita dapatkan secara cuma-cuma. Namun, kamu begitu takut akan mencoba dan melibatkan percobaan dalam hidupmu. Sering kali, kamu bersusah payah untuk menghindari percobaan. Pekan lalu, kamu berkata bahwa kamu tidak ingin menangkap mimpi lagi. "Aku sudah lelah", katamu. "Jika menangkap menjadi hal yang melelahkan, cobalah berjalan beriringan saja", ucapku. Kamu dengan watak keras kepalamu menentangnya. Dua hari yang lalu, aku mencoba untuk mengumpulkan dersik di distrik yang kami tinggali karena aku ingin menciptakan alarm bangun pagiku sendiri menggunakan dersik. "Aku tidak mau membantumu mengumpulkan dersik, karena tidak berguna untukku", katamu. "Kamu selalu begitu, cobalah sesekali saja. Jika mengumpulkan dersik tidak berguna bagimu, bawalah pulang beberapa, siapa tahu akan berguna". Kamu mengacuhkannya, lagi dan lagi.
Malam ini, kami sempat mampir ke Kedai Langit di ujung distrik. "Kini, aku hanya punya diriku sendiri" ucapmu. "Kamu juga tidak mau mencoba untuk hidup?" tanyaku. Tatapan kosongmu menjawab pertanyaanku dengan jelas. "Cobalah untuk hidup", "untuk apa?". Demi apapun sebenarnya aku ingin berteriak tepat di depan wajahmu. Aku pun tidak tahu, aku hidup untuk apa. Aku baru pertama kali mencoba untuk hidup juga, ku rasa kamu pun begitu. Kita semua mencoba untuk hidup dan menghidupi hidup kita dengan berbagai macam percobaan untuk yang pertama kalinya juga. Bahkan saat ini aku mencoba untuk tidak membencimu yang kerap kali menghindari berbagai percobaan. Asal kamu tahu saja, aku hanya mengandalkan keinginanku untuk mencoba. Aku berharap, kamu tidak terlalu keras terhadap dirimu sendiri. Gagal dan berhasil merupakan keindahan dari menghidupi hidup. Kamu tidak perlu merasa dinilai ketika sedang melakukan percobaan. Ketika mencoba dan gagal berulang kali, mungkin percobaan itu tidak ditakdirkan untuk kita, mungkin menjadi takdir orang lain. Kamu tahu, berkat gagal, aku jadi mengenal diriku sendiri. "Berbagai percobaan nantinya akan memberikan jawaban atas pertanyaanmu" jawabku dengan memotong brownies terakhirku menjadi dua potongan. Aku meyisakanmu dengan dua potong brownies di Kedai Langit. Aku berharap kamu tahu bahwa aku mencoba untuk menyisihkannya untukmu karena aku ingin kamu tahu bagaimana rasa brownies kesukaanku.
Komentar