Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Kata Rendra, Aku Terlalu Kuat

Rendra. Seorang cowok yang persis tinggal di depan rumah kontrakan mungilku. Dia juga menyewa sebuah kontrakan bersama teman-temannya dan kebetulan banget pemilik kontrakan kami adalah orang yang sama juga. Tiap pagi dia selalu membawa cangkir yang berisi teh dan duduk di depan kanvasnya. Kadang-kadang kanvas kosong, kadang juga kanvas yang telah memiliki coretan sana sini. Ngomong-ngomong soal teh, dia tidak bisa minum kopi tetapi jawaban yang dia beri ke aku ketika aku tanya mengenai "kenapa kamu gak minum kopi?", jawabannya begini "aku bukan ditakdirkan untuk menghabiskan secangkir kopi, aku lebih ditakdirkan menyeduh teh dan syukur-syukur sambil melihat orang yang aku taksir seperti sekarang ini". Begitulah Rendra dengan segala omong kosongnya. Rendra. Dia sedikit aneh orangnya. Masa, dia bisa ngelukis sambil marah-marah gitu. Kurang lebih dia marah-marahnya seperti ini, "bajigur opo maneh kuwi? sketsa ku sik iki rung mari nambah maneh. Wes aku mati wae lah...

Mengambil Awan

Aku selalu mengira bahwa aku bisa mengambil awan dan menyimpannya dalam lemari pendingin. Dulu aku pernah menanyakan sesuatu pada teman sebangku sewaktu sekolah dasar, "apakah kamu tidak kesal karena harus ke sekolah setiap hari?". Temanku menjawab sambil membenarkan jam tangan ben ten-nya, "kamu kesal?". "Iya. Apakah kamu dipaksa untuk pergi ke sekolah?". "Kamu dipaksa sekolah?". "Iya. Tadinya aku tidak mau sekolah karena aku hanya ingin jadi penjaga toko buku saja". Temanku mengambil cookies dari dalam kotak makannya. Dia memakannya dan aku hanya menatap matanya yang tertuju pada 4 cookies itu. "Kamu suka cookies ya?", "kamu suka?" dia bertanya. "Aku tidak suka cookies karena rasa coklat", "bukannya para perempuan menyukai coklat?". Ingatanku langsung tertuju pada buku yang pernah ku baca selama satu jam di toko buku, "kalau mau terbang, gaboleh makan coklat". "Kamu mau terbang ke...