Kata Rendra, Aku Terlalu Kuat
Rendra. Seorang cowok yang persis tinggal di depan rumah kontrakan mungilku. Dia juga menyewa sebuah kontrakan bersama teman-temannya dan kebetulan banget pemilik kontrakan kami adalah orang yang sama juga. Tiap pagi dia selalu membawa cangkir yang berisi teh dan duduk di depan kanvasnya. Kadang-kadang kanvas kosong, kadang juga kanvas yang telah memiliki coretan sana sini. Ngomong-ngomong soal teh, dia tidak bisa minum kopi tetapi jawaban yang dia beri ke aku ketika aku tanya mengenai "kenapa kamu gak minum kopi?", jawabannya begini "aku bukan ditakdirkan untuk menghabiskan secangkir kopi, aku lebih ditakdirkan menyeduh teh dan syukur-syukur sambil melihat orang yang aku taksir seperti sekarang ini". Begitulah Rendra dengan segala omong kosongnya. Rendra. Dia sedikit aneh orangnya. Masa, dia bisa ngelukis sambil marah-marah gitu. Kurang lebih dia marah-marahnya seperti ini, "bajigur opo maneh kuwi? sketsa ku sik iki rung mari nambah maneh. Wes aku mati wae lah...