Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Aku Tidak Tahu

Aku tidak tahu mengapa orang-orang cepat sekali mengambil keputusan. Aku sedih, karena mereka terlalu cepat mengambil keputusan. Di antara kami perlahan mulai miskin topik pembicaraan. Di antara kami tetap berjalan di arah yang sama tetapi tidak berdampingan. Di antara kami mulai tak saling sapa. Dulunya saling mengirim pesan eletronik, kini perlahan hanya reaksi balasan melalui aplikasi berbagi foto dan video. Di antara kami sudah tidak ada lagi tontonan film atau serial favorit dengan menggunakan internet gratis di kampus. Di antara kami sudah tidak ada lagi buku-buku maupun puisi yang diperdebatkan. Di antara kami seakan semuanya berjalan masing-masing. Lagi-lagi aku tidak tahu, aku selalu kehilangan mereka yang tadinya ku kira bisa menjadi tempat menciptakan cerita. Bahkan kami sering sekali membicarakan topik secara acak hingga waktu sudah larut. Tapi kini, aku tidak tahu. Mereka terlalu tergesa-gesa mengambil keputusan. Andai saja kami masih bisa bertukar kata dan mengisi wa...

Cukup

Tuhan, Apa aku terlalu menutup diri untuk hal ini? Apa aku terlalu takut untuk melangkah? Apa aku terlalu berhati-hati? Tuhan, Tiap malam aku berdoa Tiap malam aku bercerita Tiap malam aku berharap seseorang dapat membuka diri dan hatinya Untukku Tuhan, Apakah aku diizinkan untuk meminta hal yang seharusnya tidak boleh ku pinta? Apakah aku boleh meminta untuk menghujaninya dengan kasih? Tuhan, Aku mengerti bahwa aku adalah umat yang egois Aku terlalu naif Aku mengerti bahwa butuh durasi kekal untuk menetap pada satu hati Tuhan, Aku sudah lelah Aku merasa sudah menghabiskan waktu yang cukup panjang Untuk hati yang bahkan sudah menemukan rumahnya.

Nama Panggilan

Semalam jendela kamarku diketuk oleh Peter Pan. Mungkin dia sedang kesepian atau malam itu dia belum bisa mendapatkan teman untuk pergi ke Neverland. Aku ngantuk setengah mati. Sungguh malam ini aku tak ingin pergi kemana-mana bahkan ke Neverland pun. Ku rapatkan selimut. "Kasih, apa kamu disana?". Aku tak menjawab, aku berharap agar Peter Pan mengerti bahwa aku sedang ingin tidur nyenyak malam ini. "Kasih, apa kamu sudah terlelap?". Aku masih berpura-pura tidak mendengarnya. "Kasih, aku ingin mengajak kau terbang ke Neverland". Aku merapatkan guling lagi. "Kasih, izinkan aku masuk". Astaga! Benar-benar ya dia!. Aku bangkit dari ranjang dan membuka jendela lebar-lebar. Peter Pan melihatku cemas. Aku menutup mata meski aku masih bisa melihat sedikit. "Apa kau baik-baik saja?". "Maaf, malam ini Aku sedang tidak ingin kemanapun". "Tapi, tidak biasanya kau seperti itu Kasih". Aku mengisyaratkan kepada Peter Pan b...